informasi cari disini

Saturday 1 August 2020

Utthana

Pangeran Sidharta Bertemu Orangtua dan Orang Sakit

Pembelajaran 4 Utthana

Tugas Belajar di Rumah

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Kelas 1 Semester Ganjil 2020/2021


                                                                        Gambar 1


                                                                    Gambar 2

Utthana adalah menghormat dengan cara berdiri.
Para Bhikkhu menyambut Buddha
dengan cara berdiri.
Para Bhikkhu masuk ruangan.
Umat Buddha menyambut para Bhikkhu dengan cara berdiri.

šŸ˜Ž Menanya
 Setelah amati video namakkara dan baca cerita tentang namakkara dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas! 
Pendapatku:    
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
(silahkan tambah pendapatmu)
 
Pertanyaanku:    
1. ...................................... ?
2. ...................................... ?
3. ...................................... ?  
(silahkan tambah pertanyaanmu)

šŸ˜Ž Mengumpulkan Data
Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
  1. Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
  2. Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
  3. Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
  4. Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
  5. Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
šŸ˜Ž Mengolah Data
Ayo kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.

šŸ˜Ž Menalar
 Ayo, kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat yang jelas.

šŸ˜Ž Mengkomunikasikan
 Ayo, ceritakan setia pada janji yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!
Sampaikan pendapatmu:
1. Apa yang menarik perhatianmu?
2. Apa yang kamu lihat?
3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru?
5. Apa pesan moral yang kamu dapat?

šŸ˜Ž Penutup

  ⏩⏩⏩⏩  TUGAS  ⏪⏪⏪⏪ silahkan mengerjakan tugas

Pada pertemuan pelajaran agama Buddha besok ada perubahan jadwal, untuk pembelajaran pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti kelas 1 hari jumat mundur menjadi hari Sabtu, 1 Agustus 2020, setelah pembelajaran praktikkan namakkara dengan benar kemudian minta orang tuamu untuk mengirim gambar atau video saat kamu mempraktikkannya.
Demikian materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun, jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari virus corona atau covid19.
Selamat beristirahat, jangan lupa belajar


Tugas klik
šŸ”¼DISINI


JANGAN LUPA TULIS NAMA DI KOMENTAR UNTUK DAFTAR HADIR DALAM PELAJARAN INI DAN KLIK JUGA DAFTAR HADIR DI GOOGLE FORM
Tugas klik
šŸ”¼DISINI

Thursday 30 July 2020

Kisah Orang Yang Terkena Panah Beracun

Pembelajaran 3 Kisah Orang Yang Terkena Panah Beracun

Tugas Belajar di Rumah

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Kelas 6 Semester Ganjil 2020/2021


A. Kisah Orang yang Terkena Panah Beracun

    Khotbah ini disampaikan berkenaan dengan pertanyaan Mālunkyāputta kepada Sang Buddha.
    Diceritakan pada suatu ketika Sang Bhagavā berada di Jetava, taman milik Anathapindika, Savathi. Di saat Yang Mulia Mālunkyāputta sedang sendirian dalam meditasi, buah pikiran berikut ini muncul dalam pikirannya:

• ‘Dunia adalah abadi’ dan ‘dunia adalah tidak abadi’;

• ‘Dunia adalah terbatas’ dan ‘dunia adalah tidak terbatas’;

• ‘Jiwa adalah sama dengan badan’ dan ‘jiwa adalah satu hal dan badan adalah hal lainnya’;

• ‘Sang Tathāgata ada setelah kematian’ dan ‘Sang Tathāgata tidak ada setelah kematian’; dan

• ‘Sang Tathāgata ada juga tidak ada setelah kematian’ dan ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian.’


    Apa yang dipikirkan oleh Yang Mulia Mālunkyāputta, telah dibiarkan tidak dijelaskan oleh
Sang Bhagavā.

    Atas kondisi tersebut, Yang Mulia Mālunkyāputta berkeinginan mendatangi Sang Bhagavā dan menanyakan kepada-Nya makna dari hal tersebut. Jika Ia menyatakan kepadaku maka aku akan menjalani kehidupan suci di bawah Beliau; jika Ia tidak menyatakan hal-hal ini kepadaku, maka aku akan meninggalkan latihan ini dan kembali kepada kehidupan rendah.”


    Kemudian, pada malam harinya, Yang Mulia Mālunkyāputta bangkit dari meditasinya dan menghadap Sang Bhagavā. Setelah bersujud kepada Beliau, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Beliau:

    Yang Mulia, sewaktu aku sendirian dalam meditasi, buah pikiran berikut ini muncul dalam pikiranku: ‘Pandangan-pandangan spekulatif ini telah dibiarkan tidak dijelaskan oleh Sang Bhagavā. Jika Sang Bhagavā tidak menyatakan hal-hal ini kepadaku, maka aku akan meninggalkan latihan ini dan kembali kepada kehidupan rendah.

    Selanjutnya Yang Mulia Mālunkyāputta menanyakan dan meminta penjelasan kepada Sang Bhagavā, tentang buah pikirannya yang muncul di saat meditasinya. Seperti “Apakah alam semesta ini kekal abadi. Apakah alam semesta ini tidak kekal abadi. Apakah alam semesta ini berbatas. Apakah alam semesta ini tidak berbatas. Apakah jiwa itu sama dengan badan. Apakah jiwa itu lain dengan badan. Apakah Sang Tathagata ada sesudah kematian. Apakah Sang Tathagata ada dan tidak ada sesudah kematian. Apakah Sang Tathagata tidak ada dan bukan tidak ada sesudah kematian?”

     Selanjutnya, Sang Bhagavā menanyakan apakah Ia pernah memberikan janji kepadanya, untuk menjelaskan itu semua, agar menjalani kehidupan suci di bawah Sang Buddha? Yang Mulia Mālunkyāputta menjawab, “Tidak, Yang Mulia.”

    Untuk memberikan pencerahan Sang Bhagavā membuat cerita perumpamaan sebagai berikut: “Misalkan, Mālunkyāputta, seseorang yang terluka oleh anak panah beracun, dan teman-teman dan sahabatnya, sanak saudara dan kerabatnya, membawa seorang ahli bedah untuk merawatnya.

    Orang itu berkata: ‘aku tidak akan membiarkan ahli bedah ini mencabut anak panah ini hingga aku mengetahui apakah orang yang melukaiku adalah seorang mulia atau seorang brahmana atau seorang pedagang atau seorang pekerja.’ Dan ia mengatakan: ”aku tidak akan membiarkan ahli bedah ini mencabut anak panah ini hingga aku mengetahui nama dan suku dari orang yang melukaiku. Hingga aku mengetahui apakah orang yang melukaiku tinggi; pendek; atau sedang. Hingga aku mengetahui apakah orang yang melukaiku berkulit gelap atau cokelat atau keemasan. Hingga aku mengetahui apakah orang yang melukaiku hidup di desa; kota; pemukiman atau apa. Hingga aku mengetahui apakah busur yang melukaiku adalah sebuah busur panjang atau busur silang. Hingga aku mengetahui apakah tali busur yang melukaiku terbuat dari serat atau buluh atau urat atau rami atau kulit kayu. Hingga aku mengetahui apakah tangkai anak panah itu adalah alami atau buatan. Hingga aku mengetahui dari bulu apakah tangkai anak panah yang melukaiku itu dipasangkan, apakah dari burung nasar; burung bangau; burung elang; burung merak; atau burung jangkung. Hingga aku mengetahui dengan urat jenis apakah tangkai anak panah itu diikat. Apakah urat sapi; kerbau; rusa; atau monyet. Hingga aku mengetahui jenis mata anak panah apakah yang melukaiku. Apakah berpaku; berpisau; melengkung; berduri; atau bergigi-anak-sapi; atau berbentuk-tombak.“ Semua ini masih tetap tidak akan diketahui oleh orang itu dan sementara itu orang itu akan mati. Demikian pula, Mālunkyāputta, jika siapapun mengatakan sebagai berikut: ‘aku tidak akan menjalani kehidupan suci di bawah Sang Bhagavā hingga Sang Bhagavā menyatakan kepadaku “dunia adalah abadi” atau “Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian,” hal itu masih tetap tidak akan dinyatakan oleh Sang Bhagavā dan sementara itu orang itu akan mati.


    Sesudah itu Sang Buddha menerangkan kepada Mālunkyāputta bahwa menuntut penghidupan suci tidaklah tergantung kepada hal-hal tersebut di atas. Pandangan apa pun yang dimiliki orang mengenai soal-soal yang dikemukakannya di atas, ketahuilah, tetap akan ada kelahiran, usia tua, kelapukan, kematian, kesedihan, keluh-kesah, kesakitan, kekecewaan, kemalangan; sedangkan permusuhannya dapat kita lakukan dalam kehidupan
ini juga. “Dari itu Mālunkyāputta, ingatlah baik-baik tentang apa yang Aku terangkan dan jangan hiraukan apa yang Aku tidak terangkan. Apakah hal-hal yang Aku tidak terangkan?

“Mengapakah Aku membiarkan hal-hal itu tidak dinyatakan? Karena tidak bermanfaat, bukan bagian dari dasar-dasar kehidupan suci, tidak menuntun menuju kekecewaan, menuju kebosanan, menuju lenyapnya, menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna. Itulah sebabnya mengapa Aku membiarkannya tidak dinyatakan”.
    “Dan apakah yang telah Kunyatakan? ‘Ini adalah penderitaan, telah Aku nyatakan. Ini adalah asal-mula penderitaan, telah Aku nyatakan. Ini adalah lenyapnya penderitaan, telah Aku nyatakan. Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan, telah Aku nyatakan.

    “Mengapakah Aku menyatakannya? Karena bermanfaat, menjadi bagian dari dasar dasar kehidupan suci, menuntun menuju kekecewaan, menuju kebosanan, menuju lenyapnya, menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna. Itulah sebabnya mengapa Aku menyatakannya. “Oleh karena itu, Mālunkyāputta, ingatlah apa yang Kubiarkan tidak dinyatakan sebagai tidak dinyatakan, dan ingatlah apa yang telah dinyatakan oleh-Ku sebagai dinyatakan.” Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yang Mulia Mālunkyāputta merasa puas dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.


šŸ‘‰Menanya

Setelah amati video dan baca cerita tentang kisah orang yang terkena panah beracun dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!

Pendapatku:   

1. ......................................

2. ......................................

3. ......................................

(silahkan tambah pendapatmu)

 

Pertanyaanku:  

1. ...................................... ?

2. ...................................... ?

3. ...................................... ?

(silahkan tambah pertanyaanmu)

šŸ˜Ž Mengumpulkan Data

Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.

šŸ˜Ž Mengolah Data

Ayo kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.

šŸ˜Ž Menalar

 Ayo, kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat yang jelas.

 

šŸ˜Ž Mengkomunikasikan

 Ayo, ceritakan kisah orang yang terkena panah beracun yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!

Sampaikan pendapatmu:

1. Apa yang menarik perhatianmu?

2. Apa yang kamu lihat?

3. Apa yang bisa kamu lakukan?

4. Keteladanan apa yang perlu ditiru?

5. Apa pesan moral yang kamu dapat?

šŸ˜Ž Penutup

Pada pertemuan pelajaran agama Buddha besok ada perubahan jadwal, untuk pembelajaran pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti kelas 6 hari Rabu, 6 Agustus 2020,

Demikian materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun, jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari virus corona atau covid19.

Selamat beristirahat, jangan lupa belajar


⏩⏩⏩⏩  TUGAS  ⏪⏪⏪⏪

silahkan mengerjakan tugas

Tugas Evaluasi pembelajaran klik


JANGAN LUPA TULIS NAMA DI KOMENTAR UNTUK DAFTAR HADIR DALAM PELAJARAN INI DAN KLIK JUGA DAFTAR HADIR DI GOOGLE FORM

PRESENSI KLIK

Wednesday 29 July 2020

Pangeran Sidharta Bertemu Orangtua dan Orang Sakit

Pembelajaran 3 melihat orang tua dan orang sakit

Tugas Belajar di Rumah

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Kelas 4 Semester Ganjil 2020/2021





Melihat orang tua dan orang sakit

    Ketika Pangeran Siddharta menginjak usia 29 tahun, suatu hari muncul keinginan-Nya untuk mengunjungi Taman Kerajaan. Beliau memerintahkan kusirnya, "Channa, siapkan kereta. Aku akan berkunjung ke Taman Kerajaan." "Baiklah," jawab Channa yang segera menyiapkan kereta. Kereta itu ditarik oleh empat ekor kuda berwarna putih bersih. Kecepatannya bagaikan burung garuda, raja segala burung.

1. Melihat Orang Tua


    Ketika Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju Taman Kerajaan, para Dewa Brahma di alam Suddhavasa berunding, "Waktunya bagi Pangeran Siddharta untuk menjadi Buddha makin dekat. Mari kita perlihatkan pertanda yang akan membuat Pangeran melepaskan keduniawian dan menjadi petapa." Mereka menyuruh salah satu Dewa Brahma di alam Suddhavasa menyamar sebagai orang tua. Orang tua itu berambut putih, tidak bergigi, punggungnya bungkuk dan berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Orang tua itu penjelmaan dewa dan dia tidak dapat dilihat orang lain selain Pangeran Siddharta dan kusirnya.

    Saat melihat orang tua, Pangeran bertanya kepada Channa, "Channa, rambut orang itu tidak seperti orang lain, rambutnya semua putih. Badannya juga tidak seperti badan orang lain, giginya tidak ada, badannya kurus kering, punggungnya bungkuk, dan gemetaran. Disebut apakah orang itu?

" Channa menjawab, "Yang Mulia, orang seperti itu disebut orang tua"

    Pangeran Siddharta belum pernah mendengar kata orang tua' apalagi melihatnya. la bertanya lagi kepada Channa, "Channa, belum pernah Aku melihat yang seperti ini, yang rambutnya putih, tidak bergigi, begitu kurus, dan gemetaran dengan punggung bungkuk. Apakah artinya orang tua?"

    Channa menjawab,"Yang Mulia, orang yang telah hidup lama disebut orang tua. Orang tersebut hanya memiliki sisa hidup yang pendek."

    Pangeran kemudian bertanya, "Channa, bagaimana itu? Apakah Aku juga akan menjadi orang tua? Apakah Aku tidak dapat mengatasi usia tua?"

    Channa menjawab, "Yang Mulia, semua, termasuk Anda, juga saya, akan mengalami usia tua. Tidak seorang pun yang dapat mengatasi usia tua."

    Pangeran berkata, "Channa, jika semua manusia tidak dapat mengatasi usia tua, Aku juga akan mengalami usia tua. Aku tidak ingin lagi pergi ke Taman Kerajaan dan bersenang senang. Berbaliklah dari tempat ini dan pulang ke istana."

"Baiklah, Yang Mulia"jawab Channa.

2.Melihat Orang Sakit


Setelah empat bulan dalam kemewahan hidup, Pangeran Siddharta pergi lagi mengunjungi Taman Kerajaan. Pangeran Siddharta mengendarai kereta yang ditarik oleh kuda putih seperti sebelumnya. Di perjalanan, Pangeran melihat pertanda yang diciptakan oleh para dewa untuk kedua kalinya. Pangeran Setelah berlalu melihat orang yang terbaring lemah. Orang itu sangat kesakitan diserang penyakit. Dia hanya dapat duduk dan berbaring jika dibantu oleh orang lain. Dia berbaring lemah di tempat tidurnya dengan ditutupi kotorannya sendiri.
   

    Pangeran bertanya kepada kusirnya, "Channa, mata orang itu tidak seperti mata orang lain, terlihat lemah dan goyah. Suaranya juga tidak seperti orang lain, ia terus-menerus menangis. Tubuhnya juga tidak seperti tubuh orang lain. Terlihat seperti kelelahan. Disebut apakah orang seperti itu?

    " Channa menjawab,"Yang Mulia, orang seperti itu disebut orang sakit".

     Pangeran Siddharta belum pernah melihat orang sakit sebelumnya, bahkan mendengar kata 'orang sakit' saja belum pernah. Dia bertanya lagi kepada kusirnya, "Channa, Aku belum pernah melihat orang seperti itu. Duduk dan berbaring harus dibantu oleh orang lain. Tidur di tumpukan kotorannya sendiri dan terus-menerus menjerit. Apakah orang sakit itu? Jelaskanlah kepada-Ku.

    " Channa menjawab, "Yang Mulia, orang sakit adalah orang yang tidak
mengetahui apakah dia akan sembuhatau tidakdari penyakit yang dideritanya
saat ini"
    Pangeran bertanya lagi,"Channa, bagaimana ini? Apakah Aku juga bisa sakit? Apakah Aku tidak dapat mengatasi penyakit?"
    Channa menjawab, "Yang Mulia, kita semua, termasuk Anda juga saya, akan menderita sakit dan tidak seorang pun yang dapat terhindar dari penyakit."

    Pangeran berkata, "Channa, jika semua manusia tidak dapat terhindar dari penyakit, Aku juga akan menderita sakit, Aku tidak ingin pergi lagi ke Taman Kerajaan dan bersenang-senang di sana. Berbaliklah dari tempat orang sakit tadi terlihat dan pulang ke istana"
    "Baiklah, Yang Mulia,"jawab Channa.


šŸ‘‰Menanya

Setelah amati video dan baca cerita tentang Melihat Orang Tua dan Orang Sakit dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!

Pendapatku:   

1. ......................................

2. ......................................

3. ......................................

(silahkan tambah pendapatmu)

 

Pertanyaanku:  

1. ...................................... ?

2. ...................................... ?

3. ...................................... ?

(silahkan tambah pertanyaanmu)

šŸ˜Ž Mengumpulkan Data

Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.

šŸ˜Ž Mengolah Data

Ayo kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.

šŸ˜Ž Menalar

 Ayo, kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat yang jelas.

 

šŸ˜Ž Mengkomunikasikan

 Ayo, ceritakan Melihat Orang Tua dan Orang Sakit yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!

Sampaikan pendapatmu:

1. Apa yang menarik perhatianmu?

2. Apa yang kamu lihat?

3. Apa yang bisa kamu lakukan?

4. Keteladanan apa yang perlu ditiru?

5. Apa pesan moral yang kamu dapat?

šŸ˜Ž Penutup

Pada pertemuan pelajaran agama Buddha besok ada perubahan jadwal, untuk pembelajaran pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti kelas 4 hari Rabu, 5 Agustus 2020,

Demikian materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun, jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari virus corona atau covid19.

Selamat beristirahat, jangan lupa belajar


⏩⏩⏩⏩  TUGAS  ⏪⏪⏪⏪

silahkan mengerjakan tugas

Tugas Evaluasi pembelajaran klik


JANGAN LUPA TULIS NAMA DI KOMENTAR UNTUK DAFTAR HADIR DALAM PELAJARAN INI DAN KLIK JUGA DAFTAR HADIR DI GOOGLE FORM

PRESENSI KLIK

Tuesday 28 July 2020

Berguru pada Udaka Ramaputra

Pembelajaran 3 Berguru pada Udaka Ramaputra

Tugas Belajar di Rumah

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Kelas 5 Semester Ganjil 2020/2021





Berguru pada Udaka Ramaputra

Setelah meninggalkan guru pertamanya, yaitu Alara Kalama, Beliau pergi mengembara hingga akhirnya tiba di tempat kediaman seorang pemimpin sebuah aliran lain, Udaka putra RĆ ma (Udaka Ramaputta), Beliau mengajukan permohonan ingin menjalani kehidupan suci sesuai caranya.” Permohonan tersebut diterima dengan baik. Jika ajaran ini dipraktikkan dan sungguh-sungguh dengan tekun, akan memungkinkan dalam waktu singkat menguasai kekuatan batin luar biasa (AbhinnĆ ). Jika mengikuti cara dan pandangan guru (Ć cariya-vĆ da) akan hidup berbahagia.”

Dengan cerdas dan ulet Petapa Siddharta tidak membuang-buang waktu untuk mempelajari ajaran-ajaran dan mempraktikkan latihan sehingga dalam waktu singkat Petapa Siddharta mampu mengerti dengan jelas ajaran Udaka Ramaputta. Hal ini diakui oleh Udaka dan siswa-siswa lainnya.Petapa Siddharta mendekati Udaka si pemimpin aliran dan bertanya, “O Sahabat, sampai sejauh manakah ayahmu, RĆ ma guru besar, mengatakan mengenai penembusan ajarannya oleh dirinya?” Udaka menjawab bahwa ayahnya telah mencapai tahapan konsentrasi dalam meditasi (JhĆ na) tingkat tinggi yang disebut tingkat pencerapanpun bukan tidak pencerapan (NevasannĆ vĆ sannĆ yatana JhĆ na).


Petapa Siddharta berkata, “Sahabat, Aku juga telah mencapai tingkat tersebut dan berdiam di sana penuh kebahagiaan.” Sebagai seorang mulia yang telah bebas dari noda batin iri hati (issĆ ) dan sifat egois (micchariya), Udaka Ramaputta telah menyaksikan sendiri bahwa ada seorang petapa yang sangat cerdas seperti Petapa Siddharta. Sehingga Udaka berkata, bahwa keuntungan besar bagi kami, memiliki sahabat seperti Anda!.


Akhirnya Udaka Ramaputta menyerahkan seluruh kelompok aliran tersebut kepada Petapa Siddharta dan mengangkat-Nya sebagai guru bagi kelompoknya. Pencapaian meditasi tingkat yang disebut tahap pencerapan pun bukan tidak pencerapan ini pun dilihat dengan jelas oleh Petapa Siddharta bahwa hal ini masih berada dalam lingkaran penderitaan. Pencapaian ini tidak dapat mengakhiri lingkaran penderitaan dari usia tua, sakit, dan kematian. Akhirnya, Beliau pun meninggalkan Udaka Ramaputta karena pencapaiannya hanyalah sebatas di alam duniawi yang belum terbebaskan dari bahaya kelahiran, usia tua, dan kematian

šŸ‘‰Menanya

Setelah amati video dan baca cerita tentang Berguru kepada Udaka Ramaputta dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!

Pendapatku:   

1. ......................................

2. ......................................

3. ......................................

(silahkan tambah pendapatmu)

 

Pertanyaanku:  

1. ...................................... ?

2. ...................................... ?

3. ...................................... ?

(silahkan tambah pertanyaanmu)

šŸ˜Ž Mengumpulkan Data

Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.

šŸ˜Ž Mengolah Data

Ayo kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.

šŸ˜Ž Menalar

 Ayo, kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat yang jelas.

 

šŸ˜Ž Mengkomunikasikan

 Ayo, ceritakan Berguru kepada Udaka Ramaputta yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!

Sampaikan pendapatmu:

1. Apa yang menarik perhatianmu?

2. Apa yang kamu lihat?

3. Apa yang bisa kamu lakukan?

4. Keteladanan apa yang perlu ditiru?

5. Apa pesan moral yang kamu dapat?

šŸ˜Ž Penutup

Pada pertemuan pelajaran agama Buddha besok ada perubahan jadwal, untuk pembelajaran pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti kelas 5 hari Selasa  27 Juli 2020,

Demikian materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun, jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari virus corona atau covid19.

Selamat beristirahat, jangan lupa belajar


⏩⏩⏩⏩  TUGAS  ⏪⏪⏪⏪

silahkan mengerjakan tugas

Tugas Evaluasi pembelajaran klik

šŸ”¼DISINI

JANGAN LUPA TULIS NAMA DI KOMENTAR UNTUK DAFTAR HADIR DALAM PELAJARAN INI DAN KLIK JUGA DAFTAR HADIR DI GOOGLE FORM

PRESENSI KLIK

šŸ”¼DISINI


Chat

CHATT