informasi cari disini

Saturday 25 July 2020

Memaknai Kisah Rumah Terbakar

Pembelajaran 1 Kisah Rumah Terbakar
Tugas Belajar di Rumah
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 6 Semester Ganjil 2020/2021


๐Ÿ‘‰Mengamati

Memaknai Kisah Rumah Terbakar

Diceritakan dalam cerita perumpamaan bahwa Buddha dilahirkan dalam Triloka, yaitu rumah tua yang terbakar untuk menyelamatkan segenap makhluk hidup dari “kebakaran” lahir, umur tua, sakit, mati, cemas, derita, kedunguan, kegelapan, kekotoran batin (kilesa) dan mengajarkan kita cara memperoleh Penerangan Sejati. Beliau melihat bagaimana segenap makhluk hidup terbelenggu “nyala api” kelahiran, umur tua, sakit, cemas, dan susah, serta derita bermacam-macam penyesalan yang disebabkan lima macam keinginan dan ketamakan. Beliau juga melihat bagaimana akibat kemelekatan pada keinginan serta kemelekatannya. Beliau melihat bahwa setiap makhluk hidup yang terbelenggu “nyala api” tersebut sekarang akan mengalami derita, kemudian akan menderita pula dalam neraka, ataupun hidup sebagai binatang dan makhluk halus.

Sekalipun dilahirkan di surga atau di antara manusia, mereka akan mengalami bermacam-macam penderitaan. Penderitaan itu seperti kemiskinan, kecemasan, terpisah dari yang dicintai, ataupun berkumpul dengan yang dibenci. Seluruh makhluk hidup tenggelam dalam penderitaan, dengan bergembira dan bersenang-senang. Mereka tidak sadar, tidak mengerti, tidak ingat, tidak takut, tidak bosan dan tidak ada pikiran untuk mencari kebebasan. Mereka hanya berlarian kian kemari dalam rumah yang terbakar.

Sang Buddha yang melihat hal itu kemudian berpikir, “Aku telah menemukan Dhamma, sebagai pelindung dari segenap makhluk dan haruslah kuselamatkan mereka dari derita dan memberikan mereka berkah kebijaksanaan Buddha yang kekal dan tanpa batas, sebagai barang permainan.”

Kemudian, Sang Tathagata merenung demi menyelamatkan setiap makhluk. Jika hanya dipergunakan kekuatan batin dan kebijaksanaan, dan tidak menyampaikannya dengan tepat, maka mereka tidak akan tertolong. Selama setiap makhluk belum terlepas dari lahir, umur tua, sakit, cemas, dan derita, berarti mereka masih berada dalam rumah terbakar dalam Triloka. Hanya dengan kebijaksanaan yang tepat, Sang Tathagata memindahkan segenap makhluk hidup dari rumah terbakar Triloka.

Beliau berkata kepada mereka, “kalian semua: janganlah bersenang-senang berdiam dalam rumah terbakar Triloka, jangan mengejar-ngejar bentuk, suara, bau, ataupun cita rasa. Dengan mengejarnya, kalian akan terikat kepadanya dan kalian akan terbakar olehnya. Bebaskan dirimu dari Triloka dan dapatkan ketiga kendaraan: Kereta Sravaka, Kereta Pratyekabuddha atau Kereta Buddha. Sekarang kalian yang terbukti tidak akan keliru. Hanya saja, agar rajin dan bersungguh-sungguh.”

“Ketahuilah, bahwa ketiga kendaraan itu dipuji para Bijaksana. Dengan kendaraan kendaraan
itu, kalian akan terbebas, tanpa memerlukan tumpuan lain, dapat mengendarai tiga kereta itu, serta bernaung pada kemampuan sempurna, kekuatan, tanggapan, jalan, pemusatan, pembebasan dan samadhi, sehingga lambat laun akan berbahagia, memperoleh ketentraman dan kegembiraan tak terbatas”.

Jika makhluk hidup memiliki jiwa kebijaksanaan yang sangat baik, mengikuti ajaran Buddha, mendengarkan dan rajin menjalankan Dhamma dan menerimanya sebagai kepercayaan, dan berkeinginan cepat terbebas dari Triloka, maka mereka mempergunakan kendaraan yang disebut kereta Sravaka. Hal ini diumpamakan seperti anak-anak yang keluar dari rumah terbakar menghendaki kereta domba. Jika makhluk hidup mengikuti ajaran Sang Buddha yang Dipuja di dunia, dengan mendengarkan Dhamma, dan menerimanya sebagai kepercayaan serta rajin menjalankan Dhamma, dan berkeinginan mendapatkan kebijaksanaan seorang diri, menikmati keseimbangan dari kebaikan-kebaikan pribadi, serta mahir dalam hukum sebab-musabab, maka mereka mempergunakan kendaraan yang disebut kereta Pratyekabuddha. Hal ini diumpamakan seperti anak-anak yang keluar dari rumah terbakar menghendaki kereta rusa.

Apabila ada makhluk hidup yang mengikuti Sang Buddha yang Dipuja di dunia, dengan mendengarkan Dhamma, dan menerimanya sebagai kepercayaan serta rajin melaksanakannya, maju dengan penuh semangat, mencari kebijaksanaan murni tanpa guru, menaruh welas asih kepada makhluk-makhluk yang tak terhitung jumlahnya untuk meringankan penderitaan mereka dan bermanfaat bagi para dewa dan manusia, maka mereka mempergunakan kendaraan yang disebut kereta Mahayana. Hal ini diumpamakan seperti anak-anak yang keluar dari rumah terbakar menghendaki kereta lembu. Semua makhluk hidup yang terlepas dari Triloka diberikan “benda mainan” dari para Buddha, yakni: pemusatan, kebebasan, dan lain-lainnya. “Benda mainan” tersebut bentuk dan jenisnya sama, serta mendapat pujian para Bijaksana, serta menghasilkan kesenangan murni dan agung.

Kemuliaan Buddha adalah sebagai pembabar Dharma yang Agung. Dharma sebagai kata ganti dari yang memiliki rumah yaitu ayah. Buddha memahami bagaimana makhluk hidup yang selalu berputar-putar atau berlarian di tempat, tetapi sesungguhnya penuh dengan penderitaan. Mereka harus mawas, karena belum memahami dan menyadari terhadap bahaya besar, dan penderitaan.

Buddha dengan Dhamma yang dibabarkannya sebagai bagian penyelamat bagi semua makhluk. Buddha dengan kemampuannya dapat memahami karakter atau sifat dari semua makhluk. Dalam pembabaran Dhamma, untuk mengajak anak-anak tersebut mau keluar rumah, Buddha menawarkan permainan. Permainan yang diinginkannya ada pada-Nya dan harus mereka perebutkan di luar rumah. Hal ini menunjukkan upaya Buddha dalam menyelamatkan makhluk dari alam samsara, roda penderitaan, yang mereka tidak sadari.

Kebijaksanaan Buddha dengan kemampuannya, memberikan arti kemampuan agung yang dimiliki Buddha dalam memandang semua makhluk. Kebanyakan makhluk diliputi upaya untuk mendapatkan pemuasan nafsu belaka. Mereka kebanyakan masih dalam tataran mencari kesukaan, namun tidak memahami bahaya atas kemelekatan dari nafsu tersebut. Buddha berusaha menunjukkan bagaimana berupaya menyelamatkan seluruh makhluk hidup dengan Dhamma nan sempurna, yang telah ia capai, dalam upaya menuju Nibbana nan abadi. Jelaslah agar kita dapat memaknai jalan cerita tersebut. Kita sebagai umat Buddha haruslah memahami, dengan berperilaku baik, selalu perhatian, dan mengendalikan keinginan, bukan hanya berupaya memenuhi keinginan semata.

๐Ÿ‘‰Menanya
Setelah amati video dan baca cerita tentang makna rumah terbakar dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!
Pendapatku:   
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
(silahkan tambah pendapatmu)

 
Pertanyaanku:  
1. ...................................... ?
2. ...................................... ?
3. ...................................... ?
(silahkan tambah pertanyaanmu)

๐Ÿ˜Ž Mengumpulkan Data

Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:

  1. Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
  2. Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
  3. Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
  4. Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
  5. Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
๐Ÿ˜Ž Mengolah Data

Ayo kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.

๐Ÿ˜Ž Menalar

 Ayo, kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat yang jelas.

๐Ÿ˜Ž Mengkomunikasikan

 Ayo, ceritakan setia pada janji yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!

Sampaikan pendapatmu:

1. Apa yang menarik perhatianmu?
2. Apa yang kamu lihat?
3. Apa yang bisa kamu lakukan?
4. Keteladanan apa yang perlu ditiru?
5. Apa pesan moral yang kamu dapat?

๐Ÿ˜Ž Penutup

  ⏩⏩⏩⏩  TUGAS  ⏪⏪⏪⏪ silahkan mengerjakan tugas

Pada pertemuan pelajaran agama Buddha besok ada perubahan jadwal, untuk pembelajaran pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti kelas 6 hari sabtu mundur menjadi hari kamis, 30 Juli 2020, setelah pembelajaran praktikkan namakkara dengan benar kemudian minta orang tuamu untuk mengirim gambar atau video saat kamu mempraktikkannya.

Demikian materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun, jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari virus corona atau covid19.
Selamat beristirahat, jangan lupa belajar

Tugas klik

๐Ÿ”ผDISINI

JANGAN LUPA TULIS NAMA DI KOMENTAR UNTUK DAFTAR HADIR DALAM PELAJARAN INI DAN KLIK JUGA DAFTAR HADIR DI GOOGLE FORM

Tugas klik

๐Ÿ”ผDISINI


No comments:

Post a Comment

Chat

CHATT