Pembelajaran 4 Bertapa Menyiksa diri di Uruvela
Tugas Belajar di Rumah
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 5 Semester Ganjil 2020/2021
Petapa Siddharta Bertapa dengan Lima Petapa
Setelah meninggalkan Udaka, Petapa Siddharta pergi ke Negara Magadha dan akhirnya sampai di Kota Sena. Di dekat kota ini terdapat sebuah hutan bernama Uruvela. Di tempat inilah Petapa Siddharta bersama-sama dengan lima orang petapa, yaitu Kondanna, Bhaddiya, Vappa, Mahanama dan Assaji berlatih dalam berbagai cara usaha keras yang disebut penyiksaan diri (dukkaracariya). Usaha keras ini dijelaskan dalam empat tingkat yaitu (1)“Meskipun yang tersisa tinggal kulit,” (2) “Meskipun yang tersisa tinggal urat,” (3) “Meskipun yang tersisa tinggal tulang,” dan (4) “Meskipun daging dan darah-Ku menguap”.
c. Menjemur di bawah terik matahari pada siang hari dan pada waktu tengah malam
berendam di sungai dalam waktu yang lama.
d. Menggemeretakkan gigi dan mendecakkan lidah untuk menekan kesadaran-kesadaran
yang tidak baik dengan kesadaran yang baik.
e. Mengembangkan Appanāka-Jhāna, yaitu usaha terus menerus menahan napas yang
masuk dan keluar melalui mulut atau hidung sehingga udara tidak dapat masuk atau
keluar.
Demikianlah, karena setiap usahanya tidak membuahkan hasil, maka Beliau meningkatkan usahanya dengan latihan yang lebih tinggi lagi hingga menimbulkan sakit yang demikian hebat. Dengan sakit yang demikian hebat yang diderita tubuhnya ia berusaha agar batinnya jangan melekat, selalu waspada, tenang dan teguh serta ulet dalam usahanya. Setelah berusaha beberapa lama dan melihat bahwa usaha ini tidak membawanya ke Penerangan Agung Ia berhenti dan mencoba cara yang lain.
Mengalami panas yang luar biasa di seluruh tubuh-Nya, Beliau pingsan dan jatuh terduduk selagi berjalan. (Beliau tidak jatuh terjerembab seperti orang pada umumnya, karena Beliau memiliki perhatian yang sangat kuat, Beliau hanya jatuh terduduk). Ketika Beliau jatuh dalam posisi demikian, para dewa yang berada di dekatnya mengucapkan tiga pendapat: (1) Para dewa berkata, “Samaṇa Gotama telah mati.” (2) Beberapa dewa lain berkata, “Samaṇa Gotama belum mati. Beliau sekarat.” (3) Beberapa dewa lain berkata, “Samaṇa Gotama tidak mati ataupun sekarat; Samaṇa Gotama telah menjadi Arahat; dalam postur demikianlah biasanya seorang Arahat duduk.”
Setelah bangun dari pingsanNya, selanjutnya Beliau berpuasa dan tidak makan apa-apa sampai berhari-hari atau mengurangi makannya sedikit demi sedikit sampai hanya makan beberapa butir nasi satu hari. Tentu saja kesehatannya memburuk dan badannya kurus sekali. Kalau perutnya ditekan maka tulang punggungnya dapat dipegang dan kalau punggungnya ditekan maka perutnya dapat dipegang. Ia merupakan tengkorak hidup dengan tulang-tulang dilapisi kulit dan dagingnya sudah tidak ada lagi. Warna kulitnya berubah menjadi hitam dan rambutnya banyak yang rontok. Kalau berdiri tidak bisa diam karena kakinya gemetaran.
Demikianlah, Beliau melakukannya selama enam tahun. Namun semua usahanya belum membawa Beliau mendapatkan apa yang dicarinya.
Pesan Cerita
Perjuangan Petapa Siddharta meraih cita-cita untuk menjadi Buddha dilakukan dengan luar biasa. Kesungguhannya ditunjukkan dengan pertapaanNya yang sangat keras. Dimulai dari mengurangi makan, hingga tidak makan sama sekali. Menjemur diri di siang hari dan juga berendam di malam hari. Mengatur nafas, menahan nafas, hingga tidak bernafas dalam batas waktu yang lama, hingga menimbulkan sakit luar biasa. Ini mengandung makna bahwa perjuangan mencapai cita-cita, tanpa didasari pengetahuan yang benar hanya sia-sia belaka. Perjuangan meraih cita-cita, disamping harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, juga harus didasari pengetahuan yang benar
1. ......................................
Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
- Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
- Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
- Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
- Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
- Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengkomunikasikan
Ayo, ceritakan menyelamatkan ikan yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!
Sampaikan pendapatmu:
1. Apa yang menarik perhatianmu?
2. Apa yang kamu lihat?
3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru?
5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
No comments:
Post a Comment