Pembelajaran 3.2 Perumpamaan Kembalinya Anak yang Hilang
Tugas Belajar di Rumah
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 6 Semester Ganjil 2020/2021
😎 Mengamati
Perumpamaan Kembalinya Anak yang Hilang
Diceritakan di masa yang lalu, ada seorang anak laki-laki sejak ia masih muda pergi
meninggalkan ayahnya. Ia pergi mengembara ke negeri lain, selama berpuluh-puluh
tahun. Tetapi dalam perjalanan hidupnya, semakin lama, ia semakin memiliki banyak
kebutuhan. Akhirnya dalam pengembaraanya dalam mencari sandang dan pangan,
tanpa diduga ia mendekati tanah kelahirannya.
Di sisi yang lain, sejak lama ayahnya telah mencari anaknya, tetapi sia-sia belaka.
Ayahnya sekarang menjadi sangat kaya raya, rumahnya yang mewah, barang dan harta
bendanya sudah tak terhitung lagi. Emas, perak, kristal dan permata-permata lainnya
hingga lumbung dan harta bendanya lainnya melimpah.
Ia banyak mempunyai pembantu dan pelayan, serta memiliki banyak gajah, kuda,
kereta, lembu dan domba yang juga tak terhingga jumlahnya. Penghasilan dan modalnya
tersebar di negeri-negeri lain, pedagang dan langganannya pun luar biasa banyaknya.
Suatu hari, si anak malang mengembara dari desa ke desa dan menjelajahi banyak
negeri dan kota hingga akhirnya sampailah dia pada suatu kota di mana ayahnya tinggal.
Sang ayah selalu memikirkan anaknya. Sang anak telah berpisah darinya selama puluhan
tahun. Namun demikian, belum pernah ia membicarakan hal ini dengan orang lain. Ia
selalu merenung sendiri dan selalu menyimpan penyesalannya dalam hati, dan berpikir,
“Saya sudah tua dan sudah lanjut usia. Saya memiliki banyak kekayaan emas, perak,
permata, lumbung serta harta benda yang melimpah-limpah, tetapi saya tidak berputra.
Suatu hari nanti, saat akhir hayat saya tiba, kekayaan ini akan berceceran dan hilang
karena tiada seorang pun yang akan mewarisinya. Seandainya aku bisa mendapatkan
anakku kembali dan memberikan kekayaanku kepadanya, betapa puas dan gembiranya
hatiku tanpa adanya kekhawatiran lagi.”
Sementara itu, tanpa diduga si anak malang
yang bekerja di sana sini sampailah ia di kediaman
ayahnya. Sambil berdiri di ambang pintu, ia melihat
dari kejauhan kalau ada seorang tua yang sedang
duduk di sebuah kursi berbentuk singa dan kakinya
di atas penunjang kaki bertahtakan manikam, serta
tubuhnya berhiaskan untaian mutiara yang sangat
mahal. Orang tua itu selalu dipuja dan dikelilingi
oleh para Brahmana, Kesatria dan penduduk.
Demikian mulia dan agung martabatnya.
Melihat orang tua yang memiliki kekuasaan
yang sedemikian besarnya, si anak malang itu
tercekam oleh perasaan takut dan menyesal bahwa
ia telah datang ke tempat ini, sehingga diam-diam
ia berpikir, “Tentunya ia seorang raja atau seorang
keturunan raja, dan ini bukanlah tempat bagi saya
untuk bekerja. Lebih baik saya pergi ke dusundusun kecil di mana ada tempat bagiku untuk
bekerja. Jika saya berlama-lama di sini, mungkin
saya akan dianiaya dan dipaksakan bekerja.”
Setelah berpikir demikian, ia segera pergi. Tetapi pada saat itu, orang tua yang tengah
duduk di kursi singa, yang tidak lain adalah ayah si anak malang tersebut, telah mengenali
anaknya pada pandangan pertama. Dengan kegembiraan yang luar biasa dalam hati, ia
berpikir, “Sekarang aku telah menemukan seseorang kepada siapa harta kekayaanku akan
kuwariskan. Selalu aku pikirkan anakku ini tanpa dapat menemuinya, tetapi tiba-tiba ia
telah datang sendiri dan rasa rinduku telah terobati. Meskipun telah lanjut usianya, aku
tetap merindukannya.” Dengan segera ia memutuskan para utusannya untuk mengejar
dan membawanya kembali. Si anak malang itu menjadi terkejut dan ketakutan, serta
dengan keras berteriak membantah, “Saya tidak mengganggu kalian, mengapa saya
harus ditangkap?”
Para utusan itu malah bertindak lebih cepat lagi untuk menangkapnya dan
memaksanya kembali. Anak itu berpikir dalam hati bahwa meskipun ia tak bersalah, ia
akan dipenjarakan juga, dan hal ini berarti kematiannya, sehingga bertambah ngeri dan
takut hatinya. Akhirnya ia pingsan dan rubuh ke tanah.
Sang ayah yang melihat dari kejauhan kemudian memerintahkan utusannya sambil
berkata, “Tidak ada gunanya orang ini ditangkap, jangan membawanya dengan paksa.
Teteskan air dingin pada wajahnya agar ia sadar kembali dan jangan bicara apapun lagi
kepadanya.”
Sang ayah mengetahui watak anaknya yang rendah diri dan menyadari kedudukannya
sendiri seperti seorang raja, telah menyebabkan kedukaan pada anaknya. Ia semakin
percaya bahwa anak ini adalah anaknya, tetapi dengan kebijaksanaan ia tidak mengatakan
apapun pada orang lain bahwa anak ini adalah anaknya yang sejati. Salah seorang utusan
itu kemudian berkata kepada anak malang itu, “Sekarang engkau dibebaskan. Pergilah ke
mana engkau suka!” Anak malang itu menjadi gembira karena memperoleh apa yang
diharapkannya. Ia bangkit dan pergi ke sebuah perkampungan yang miskin untuk
mencari sandang pangan. Orang tua yang ingin menarik hati anaknya itu, kemudian
mulai mengatur suatu rencana. Dengan diam-diam ia mengirim 2 orang untuk
mengunjungi anaknya dan mengusahakan agar anaknya kembali serta diberikan
pekerjaan untuknya. Setelah menemukannya, mereka menawarkan anak malang itu
pekerjaan membersihkan kotoran. Sang ayah yang sedang memperhatikan dari kejauhan
itu, dicekam rasa haru dan kasihan kepadanya. Perawakan anaknya yang ceking, kurus
dan muram dikotori dan dinodai oleh tumpukan kotoran serta debu.
Kemudian ia menanggalkan untaian permatanya,
pakaiannya yang lembut dan perhiasannya. Sang
ayah mengenakan pakaian kasar, compang camping
serta kotor, lalu melumuri tubuhnya dengan debu.
Dengan sikap tegas ia mendekati anaknya serta
berkata, “Tinggallah dan bekerjalah di sini, jangan
pergi ke mana-mana lagi, akan aku naikkan upahmu,
dan apa pun yang engkau perlukan, janganlah ragu-ragu untuk mengatakannya. Aku
akan memberikanmu seorang pelayan yang sudah tua. Tenangkanlah hatimu, anggaplah
aku seperti ayahmu sendiri dan jangan takut lagi. Betapa pun juga saya sudah tua dan
lanjut usia, sedangkan engkau masih muda belia dan perkasa.
Orang tua itu melihat bahwa selama dia bekerja, sang anak belum pernah menipu,
malas, marah ataupun menggerutu. “Mulai saat ini dan seterusnya, engkau akan aku
anggap sebagai anakku sendiri yang kulupakan” kata orang tua itu. Kemudian, orang
tua itu memberinya nama baru dan memanggilnya seperti anaknya. Meskipun anak
itu bersuka-cita atas kejadian ini, tetapi ia masih juga berpikir tentang dirinya hanyalah
sebagai seorang buruh rendahan. Sang anak melanjutkan pekerjaannya selama 20 tahun
di kediaman orang tua tersebut. Selama kurun waktu tersebut, akhirnya timbullah rasa
saling mempercayai di antara mereka sehingga ia dapat keluar masuk dengan leluasa.
Meskipun demikian, tempat kediaman sang anak masih tetap di tempat semula.
Ketika orang tua itu jatuh sakit, dan menyadari bahwa sebentar lagi ajalnya akan
tiba, ia berkata kepada si anak malang itu untuk menyetujui petunjuk dan perintahnya. Sang orang tua memerintahkan si anak agar dapat mempergunakan dan menjadi
terbiasa dengan semua harta kekayaannya yang berlimpah itu. Setelah beberapa lama
berselang, ayahnya mengetahui bahwa pemikiran anaknya lambat laun berkembang
dan kemauannya tumbuh dengan baik. Ketika mengetahui bahwa akhir hayatnya sudah
dekat, ia memerintahkan anaknya untuk datang ke rumahnya. Pada saat yang sama,
orang tua tersebut juga mengumpulkan sanak keluarganya, para raja, para menteri,
para kesatria dan rakyat. Orang tua tersebut ingin menyampaikan bahwa anak malang
itu adalah puteranya yang telah lama hilang, yang telah meninggalkannya berpuluh
tahun lamanya. Orang tua itu menegaskan kepada seluruh tamu yang hadir bahwa anak
itu adalah benar-benar anaknya dan ia telah mendapatkannya kembali. Seluruh harta
kekayaan yang dimilikinya, semuanya menjadi hak puteranya, berikut semua pengeluaran
dan penerimaan terdahulu yang sudah diketahui oleh si anak.
Ketika anak malang itu mendengar kata-kata ayahnya, betapa besar kegembiraannya
atas berita yang tidak pernah diharapkannya ini. Ia lalu berpikir, “Tanpa saya bersusah
payah mencarinya, harta benda ini telah datang sendiri kepadaku.” Demikianlah, bahwa
orang tua yang sangat kaya raya itu adalah Tathagata, dan kita semua adalah putraputra Buddha, anak-anak-Nya. Beliau mengetahui bahwa dengan adanya penderitaan di
tengah-tengah kelahiran dan kematian, telah menyebabkan kita menanggung segalanya,
diperdayakan, diabaikan dan diremehkan oleh kasih kita.
😎 Menanya
Setelah amati
video yang sudah dijelaskan dan baca cerita tentang Kembalinya Anak yang Hilang dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!
Pendapatku:
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
(silahkan tambah pendapatmu)
Pertanyaanku:
1. ...................................... ?
2. ...................................... ?
3. ...................................... ?
(silahkan tambah pertanyaanmu)
😎 Mengumpulkan Data
Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
- Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
- Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
- Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
- Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
- Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengolah Data
Ayo
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.
😎 Menalar
Ayo,
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat
yang jelas.
😎 Mengkomunikasikan
Ayo, ceritakan Kembalinya Anak yang Hilang yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!
Sampaikan pendapatmu:
1. Apa yang menarik perhatianmu?
2. Apa yang kamu lihat?
3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru?
5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
😎 Penutup
⏩⏩⏩⏩ TUGAS ⏪⏪⏪⏪
silahkan mengerjakan tugas
Demikian
materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun,
jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari
kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan
dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari
virus corona atau covid19.
Selamat beristirahat, jangan lupa belajar
Tugas Penilaian Harian Klik
🔼DISINI
JANGAN LUPA TULIS NAMA DI KOMENTAR UNTUK DAFTAR HADIR DALAM PELAJARAN INI DAN KLIK JUGA DAFTAR HADIR DI GOOGLE FORM
Daftar Hadir Siswa Klik
🔼DISINI