Agama Buddha juga mengenal salam.
Ada salam untuk mendoakan orang lain.
Ada juga salam untuk pujian para Buddha.
Salam sebagai doa misalnya : Sothi Hotu
Svatthi hotu, artinya semoga berbahagia.
Salam pujian misalnya
Namo Buddhaya, artinya terpujilah Buddha.
Namo Omithofo, artinya terpujilah Buddha
Amitabha.
😎 Menanya
Setelah amati
video yang sudah dijelaskan dan baca cerita Macam-macam memberi salamdengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!
😎 Mengumpulkan Data Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengolah Data
Ayo
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.
😎 Menalar
Ayo,
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat
yang jelas.
😎 Mengkomunikasikan Ayo, ceritakan Macam-macam memberi salam yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu! Sampaikan pendapatmu: 1. Apa yang menarik perhatianmu? 2. Apa yang kamu lihat? 3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru? 5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
😎 Penutup
⏩⏩⏩⏩ TUGAS ⏪⏪⏪⏪silahkan mengerjakan tugas
Demikian
materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun,
jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari
kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan
dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari
virus corona atau covid19.
Lima hari setelah kelahiran anaknya, Raja Suddhodana
mengumpulkan seluruh anggota keluarganya.
Raja juga mengundang 108 brahmana ke istana. Di
antara 108 brahmana, ada 8 brahmana yang pandai
meramal. Raja meminta para brahmana untuk
menentukan nama dan meramalkan masa depan bayi.
Atas kesepakatan para brahmana, bayi itu diberi nama
Siddharta. Siddharta berarti tercapailah cita-citanya.
Tujuh brahmana meramalkan bahwa bayi Siddharta
kemungkinan akan menjadi raja besar yang menguasai
dunia (cakkavati) atau menjadi Buddha.
Sedangkan seorang brahmana termuda memastikan
bahwa kelak bayi Siddharta akan menjadi Buddha.
Brahmana termuda itu bernama Kondanna.
Saat Siddharta masih berusia tujuh hari, Ratu Mahamaya
meninggal dunia dan terlahir di Surga Tusita.
Kemudian Siddharta dirawat dan dididik dengan penuh
kasih sayang oleh Pajapati Gotami. Pajapati adalah
adik Mahamaya .
😎 Menanya
Setelah amati
video yang sudah dijelaskan dan baca cerita tentang upacara pemeberian nama dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!
😎 Mengumpulkan Data Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengolah Data
Ayo
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.
😎 Menalar
Ayo,
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat
yang jelas.
😎 Mengkomunikasikan Ayo, ceritakan upacara pemberian nama yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu! Sampaikan pendapatmu: 1. Apa yang menarik perhatianmu? 2. Apa yang kamu lihat? 3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru? 5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
😎 Penutup
⏩⏩⏩⏩ TUGAS ⏪⏪⏪⏪silahkan mengerjakan tugas
Demikian
materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun,
jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari
kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan
dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari
virus corona atau covid19.
Pembelajaran Seorang Pemburu yang Dimangsa oleh Anjing-anjingnya Sendiri
Tugas Belajar di Rumah
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 6 Semester Ganjil 2020/2021
Diceritakan pada suatu pagi, seorang pemburu bernama Koka, sedang dalam
perjalanan menuju sebuah hutan untuk berburu binatang. Dia membawa busur panah
di tangannya, diiringi sekelompok anjing pemburu. Dalam perjalanan menuju hutan
dia bertemu seorang bhikkhu yang sedang berjalan menuju desa untuk pindapata.
Melihat bhikkhu tersebut, pemburu Koka memendam rasa marah. Sambil melanjutkan
perjalanannya, dia berpikir, “Pagi ini saya bertemu orang pembawa ketidakberuntungan,
hari ini pasti saya tidak mendapatkan apa-apa”. Setelah selesai ber-pindapata, bhikkhu
tersebut pulang kembali ke Viharanya.
Demikian pula pemburu Koka yang telah berkeliling di hutan dan tidak memperoleh
satupun binatang buruannya. Nampak kekesalan menyelimuti wajahnya sambil keluar
dari hutan, untuk pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan pulang si pemburu bertemu
kembali dengan bhikkhu yang dijumpainya sebelum masuk ke hutan. Melihat bhikkhu itu
lagi, dia menjadi amat marah dan pikirnya: “Tadi pagi saya bertemu dengan si pembawa
ketidakberuntungan ini, lalu saya pergi ke hutan untuk berburu binatang, ternyata
saya tidak mendapatkan apa-apa. Sekarang tiba-tiba dia muncul lagi di hadapan saya,
kemudian muncullah niat jahatnya dengan menyuruh anjing-anjingnya untuk memakan
bhikkhu tersebut”
Pemburu Koka segera memerintahkan anjing-anjingnya untuk menyerang bhikkhu itu.
Bhikkhu tersebut memohon belas kasihannya dengan berkata, “Jangan, jangan lepaskan
anjing-anjing itu”. Pemburu Koka menjawab: “Hai, Orang pembawa ketidakberuntungan,
pagi hari ini saya bertemu denganmu, dan karena kamu pembawa ketidakberuntungan.
Saya tidak mendapatkan satu binatang buruan apapun di hutan. Sekarang kamu
muncul lagi di hadapan mata saya, biarlah anjing-anjing saya memakanmu, hanya itu
yang ingin saya katakan”. Setelah berkata demikian, tanpa banyak bicara lagi pemburu
Koka segera melepas anjing-anjingnya dan memerintahkan untuk menyerang bhikkhu
tersebut. Bhikkhu tersebut segera berlari karena dikejar-kejar anjing. Akhirnya bhikkhu
itu memanjat pohon, dan duduk di cabang pohon. Anjing-anjing itu tetap memburunya,
menggonggong dan menggeram-geram di bawah pohon, bersiap-siap untuk menerkam
bhikkhu tersebut. Pemburu Koka yang mengikuti anjingnya, berdiri di bawah pohon
sambil berkata: “Kamu pikir kamu dapat melepaskan diri dari cengkeraman saya dengan
naik ke pohon itu?”.
Belum puas dengan ulah yang dibuatnya, timbullah niat jahat yang lain, dia ingin
memanah kaki bhikkhu. Kemudian, pemburu Koka segera memanah kaki bhikkhu yang
tergantung itu dengan anak panahnya.
Bhikkhu tersebut sekali lagi memohon: “Jangan panah saya, Saudara”. Pemburu Koka
tidak memperdulikan permohonan bhikkhu itu, ia tetap memanah kaki sang bhikkhu
itu. Semakin banyak anak panah menembus salah satu kaki sang bikkhu. Kemudian,
bhikkhu tersebut menarik kakinya yang terluka, dan membiarkan kaki yang satunyatetap tergantung. Tetapi, anak panah terus menerus menembus kakinya yang masih
tergantung. Karena kesakitan, ia lalu menarik kakinya yang masih tergantung ke atas.
Pemburu Koka tetap terus memanah kedua kaki bhikkhu tersebut. Akhirnya bhikkhu
itu merasakan badannya panas seperti terbakar. Karena ia merasa amat sakit, ia tidak
dapat lagi memusatkan pikirannya. Dia tidak tahu dan tidak menyadari ketika jubah yang
dikenakannya jatuh. Ternyata jubahnya jatuh menutupi seluruh tubuh Pemburu Koka.
“Bhikkhu itu jatuh dari pohon”, pikir anjing-anjing itu. Segera dengan garangnya anjinganjing itu menyerang orang yang berada di bawah jubah, menyeret, merobek-robek
dan memakan, yang ternyata majikannya sendiri. Akhirnya, yang tersisa tinggal tulangtulangnya saja. Setelah itu, anjing-anjing itu duduk diam, menunggu perintah selanjutnya. Tidak lama kemudian banyak anak panah berjatuhan dari atas pohon dan mengenai
anjing-anjing tersebut. Pada saat itu anjing-anjing itu melihat bhikkhu yang mereka kejar
masih berada di atas pohon, mereka lalu berpikir, “Wah, kita memakan majikan sendiri!”.
Menyadari hal tersebut, anjing-anjing itu lari tunggang langgang. Bhikkhu itu amat
kaget dan bingung melihat apa yang terjadi di bawah pohon, lalu ia berpikir, “Pemburu
itu kehilangan nyawanya karena jubah saya jatuh dan menutupinya, apakah kesucian
saya tidak ternoda?”. Pikiran bhikkhu itu berkecamuk, kemudian ia turun dari pohon.
Bikkhu pergi menemui Sang Buddha dan menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya.
Bhikkhu itu mengatakan bahwa “semua itu terjadi karena jubahnya”, sehingga pemburu
itu kehilangan nyawanya, apakah kesucian saya tidak ternoda? Apakah saya tetap dapat
mempertahankan kesucian saya?”
Setelah Sang Buddha mendengar seluruh cerita itu,
Beliau menjawab: “Bhikkhu, kesucianmu tidak ternoda,
kamu tetap suci, barang siapa yang berniat melukai
orang lain yang tidak bersalah, ia akan menerima
hukumannya. Lagi pula, hal seperti ini bukan yang
pertama kalinya ia lakukan. Pada kehidupannya yang
terdahulu, ia juga berniat melukai orang yang tidak
bersalah dan menerima hukumannya”. Sang Buddha lalu
bercerita: “Pada kehidupannya yang terdahulu, ia adalah
seorang tabib yang berkeliling desa untuk mencari
pasien. Pada hari itu, tidak ada seorang pasien pun yang
datang padanya. Rasa lapar yang menyelimuti perut
akhirnya membuatnya keluar dari desa. Di pintu gerbang
desa, ia melihat anak-anak yang sedang bermain. Segera
timbul pikiran jahatnya, “Saya akan membawa seekor
ular dan akan saya biarkan ular itu menggigit salah
satu anak itu, sehinga ia terluka. Lalu saya obati, sehingga saya memperoleh uang untuk
membeli makanan.” Lalu ia mencari seekor ular dan meletakkannya di lubang pohon
dekat tempat anak-anak bermain. Kepala ular menyembul keluar dari lubang pohon, lalu
ia berkata kepada anak-anak: “Anak-anak, lihatlah ada seekor burung Salika, tangkaplah.”
Salah seorang anak segera memegang leher ular itu erat-erat, dan menariknya keluar
dari lubang pohon. Tetapi, ketika ia melihat yang dipegangnya itu ternyata seekor ular, ia
menjerit ketakutan, berteriak-teriak lalu melempar ular itu ke atas. Ternyata ular itu jatuhtepat di atas kepala tabib itu. Segera ular itu membelit leher si tabib dan menggigitnya
keras-keras, akhirnya tabib itu mati. “Jadi”, kata Sang Buddha, “dalam kehidupannya yang
terdahulu, pemburu Koka berniat melukai orang yang tidak bersalah dan ia memperoleh
hukumannya”. Sang Buddha lalu mengucapkan syair:
“Barang siapa yang berbuat jahat terhadap orang baik, orang suci dan orang yang tidak
bersalah maka kejahatan akan berbalik menimpa orang bodoh itu bagaikan debu yang
dilempar melawan angin”. (Dhammapada 10)
😎 Menanya
Setelah amati
video yang sudah dijelaskan dan baca cerita tentang Seorang Pemburu yang Dimangsa oleh Anjing-anjingnya Sendiridengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!
😎 Mengumpulkan Data Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengolah Data
Ayo
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.
😎 Menalar
Ayo,
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat
yang jelas.
😎 Mengkomunikasikan Ayo, ceritakan perumpaan kayu dan gitar yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu! Sampaikan pendapatmu: 1. Apa yang menarik perhatianmu? 2. Apa yang kamu lihat? 3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru? 5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
😎 Penutup
⏩⏩⏩⏩ TUGAS ⏪⏪⏪⏪silahkan mengerjakan tugas
Demikian
materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun,
jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari
kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan
dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari
virus corona atau covid19.
Pada waktu itu, Raja Suddhodana menerima berita bahwa permaisuri
Pangeran Siddharta, Yasodharā, telah melahirkan seorang putra. Jadi, Raja
mengutus dayang-dayang untuk menyampaikan pesan kepada Pangeran
dengan penuh kegembiraan, “Pergilah, sampaikan berita gembira ini kepada
putraku.”
Saat itu, Pangeran Siddharta sedang termenung setelah melihat empat
peristiwa. Dari keempat peristiwa yang dilihat, hanya petapa suci yang selalu
dipikirkan. Bahkan, dalam hatinya, Pangeran bergembira dengan mengatakan,
“Aku juga harus bisa menjadi petapa seperti itu.”
Dalam kegembiraan-Nya, datanglah para dayang utusan Raja Suddhodana.
Mereka memberitahukan bahwa Putri Yasodharā telah melahirkan seorang
bayi laki-laki yang sehat. Mendengar berita itu, Pangeran Siddharta pun
bergembira. Akan tetapi, ketika mengingat semua yang lahir pasti akan
mengalami tua, sakit, dan mati, Pangeran pun merenung dan berkata:
“Rāhulajato, bandhanang jatang,” yang artinya “Satu jerat telah lahir, satu
ikatan telah terlahir.”
Pangeran Siddharta berpikir bahwa dengan kelahiran anak-Nya, Ia dapat
menjadi penghalang untuk mencapai pembebasan dari usia tua, sakit, dan
mati. Karena itu Ia berkata “Rahu” yang artinya ikatan atau jerat. Memang pada
kenyataannya semua yang lahir pasti akan mengalami usia tua, sakit, dan mati.
Jadi, kelahiran akan menjerat setiap orang dan tidak bisa menghindar dari usia
tua, sakit, dan mati. Karena itu, Pangeran Siddharta menyambut kelahiran
putranya dengan hati yang tenang dan seimbang.
Ketika para dayang ditanya oleh Raja Suddhodana, “Apa yang dikatakan oleh
putraku?” Mereka mengatakan bahwa Pangeran Siddharta menyambut
kelahiran putra-Nya dengan hati yang tenang seimbang kemudian berkata,
“Rāhulajato, bandhanang jatang”. Mendengar laporan tersebut, Raja
Suddhodana kemudian memberi nama dan gelar bagi cucunya dengan
berkata, “Sejak saat ini, cucuku dikenal dengan nama Pangeran Rāhula.
😎 Menanya
Setelah amati
video yang sudah dijelaskan dan baca cerita tentang kelahiran putra pangeran Siddharta dengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!
😎 Mengumpulkan Data Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengolah Data
Ayo
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.
😎 Menalar
Ayo,
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat
yang jelas.
😎 Mengkomunikasikan Ayo, ceritakan perumpaan kayu dan gitar yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu! Sampaikan pendapatmu: 1. Apa yang menarik perhatianmu? 2. Apa yang kamu lihat? 3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru? 5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
😎 Penutup
⏩⏩⏩⏩ TUGAS ⏪⏪⏪⏪silahkan mengerjakan tugas
Demikian
materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun,
jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari
kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan
dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari
virus corona atau covid19.
Pada suatu hari serombongan penyanyi lewat dekat gubuk Petapa Siddharta sambil
berjalan mereka bergurau dan bergembira, dan seorang diantara mereka menyanyi
dengan syair sebagai berikut:
“Kalau tali gitar ditarik terlalu keras, talinya putus, lagunya hilang. Kalau ditarik
terlalu kendor ia tak dapat mengeluarkan suara. Suaranya tidak boleh terlalu
rendah atau keras. Orang yang memainkannya harus pandai menimbang dan
mengiranya.”
Mendengar nyanyian itu Petapa Siddharta mengangkat kepalanya dan memandang
dengan heran kepada rombongan penyanyi tersebut. Dalam hatinya ia berkata:
“Sungguh aneh keadaan di dunia ini bahwa seorang calon Buddha (Bodhisattva)
mesti menerima pelajaran dari rombongan penyanyi. Karena bodoh aku telah
menarik demikian keras tali penghidupan, sehingga hampir-hampir saja putus.
Memang seharusnya aku tidak boleh menarik tali itu terlalu keras atau terlalu
kendor.”
Mendengar syair lagu dari serombongan penyanyi tersebut, Petapa Siddharta kemudian
menyadari bahwa cara ini tidak membawanya ke Penerangan Agung. Secara tiba-tiba
timbul dalam batinnya tiga buah perumpamaan yang sebelumnya tak pernah terpikir.
Selanjutnya beliau berpikir:
Pertama:
“Kalau sekiranya sepotong kayu diletakkan di dalam air dan seorang membawa
sepotong kayu lain (yang biasa digunakan untuk membuat api dengan menggosokgosoknya) dan ia pikir: “Aku ingin membuat api, aku ingin mendapatkan hawa panas.”
Maka orang ini tidak mungkin dapat membuat api dari kayu yang basah dan ia hanya
akan memperoleh keletihan dan kesedihan. Begitu pula para petapa dan brahmana
yang masih terikat kepada kesenangan nafsu-nafsu indera dan batinnya masih ingin
menikmatinya pasti tak akan berhasil.”
Kedua:
“Kalau sekiranya sepotong kayu basah
diletakkan di tanah yang kering dan seorang
membawa sepotong kayu lain (yang biasa
digunakan untuk membuat api dengan
menggosok-gosoknya) dan ia pikir: “Aku
ingin membuat api, aku ingin mendapatkan
hawa panas.” Maka orang ini tidak mungkin
dapat membuat api dari kayu yang basah itu
dan ia hanya akan memperoleh keletihan
dan kesedihan. Begitu pula para petapa
dan brahmana yang masih terikat kepada
kesenangan nafsu-nafsu indera dan batinnya
masih ingin menikmatinya pasti juga tak
akan berhasil.”
Ketiga:
“Kalau sekiranya sepotong kayu kering
diletakkan di tanah yang kering dan seorang
membawa sepotong kayu lain (yang biasa
digunakan untuk membuat api dengan menggosok-gosoknya) dan ia pikir: “Aku
ingin membuat api, aku ingin mendapatkan hawa panas.” Maka orang ini pasti dapat
membuat api dari kayu yang kering itu. Begitu pula para petapa dan brahmana yang
tidak terikat kepada kesenangan nafsu-nafsu indera dan batinya juga tidak terikat
lagi, maka petapa dan brahmana itu berada dalam keadaan yang baik sekali untuk
memperoleh Penerangan Agung.”
Setelah merenungkan tiga perumpamaan tersebut, Petapa Siddharta mengambil
keputusan untuk mengakhiri puasa. Sehabis mandi di sungai dan ingin kembali ke
gubuknya Petapa Siddharta terjatuh pingsan di pinggir sungai. Waktu siuman ia sudah
tidak bisa lagi berdiri. Untung pada waktu itu lewat seorang penggembala kambing
bernama Nanda yang melihatnya sedang tergeletak kehabisan tenaga di tepi sungai.
Dengan cepat ia memberikan susu kambing sehingga dengan perlahan-lahan tenaga
Petapa Siddharta pulih kembali dan ia dapat melanjutkan perjalanannya ke gubuk
tempat ia bertapa. Sejak hari itu Petapa Siddharta diberi makan air tajin untuk
mengembalikan kekuatan dan kesehatannya, selanjutnya dalam waktu yang tidak lama
Petapa Siddharta sudah dapat makan makanan yang lain sehingga kesehatannya pulih
kembali.
Pesan Cerita
Siapa pun dapat belajar dari alam sekitarnya. Seperti halnya Petapa Siddharta,
Beliau belajar dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakanNya. Melalui syair lagu
yang didengarnya beliau tersadarkan dari praktik menyiksa diri yang tidak membawa
kemajuan batin. Hal demikian memberi pesan kepada kita bahwa, jadilah orang yang
peka, tanggap terhadap tanda-tanda yang dilihat, didengar atau pun dirasakannya.
Pesan utama dalam kisah di atas adalah agar dalam melakukan sesuatu janganlah
terlalu berlebihan. Makan terlalu kenyang tidak baik, terlalu lapar juga berbahaya.
Nonton TV terlalu lama tidak baik. Terlalu banyak bermain tidak baik, karena akan
ketinggalan pelajaran. Terlalu banyak bekerja tidak baik, perlu waktu untuk istirahat.
Tetapi, tidur terlalu lama juga tidak baik, karena dapat menimbulkan kemalasan.
Demikianlah, segala sesuatu harus dilakukan secara bijak.
😎 Menanya
Setelah amati
video yang sudah dijelaskan dan baca cerita tentang perumpaan kayu dan gitardengan cermat kemudian ungkapkan pendapat serta pertanyaanmu hubungan kedua cerita diatas!
😎 Mengumpulkan Data Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengolah Data
Ayo
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya dengan kalimat yang jelas.
😎 Menalar
Ayo,
kelompokkan semua jawaban dan informasi yang kamu dapat. Hati-hati
apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan tujuan pertanyaanmu
atau belum. Terakhir buatlah kesimpulannya di bawah ini dengan kalimat
yang jelas.
😎 Mengkomunikasikan Ayo, ceritakan perumpaan kayu dan gitar yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu! Sampaikan pendapatmu: 1. Apa yang menarik perhatianmu? 2. Apa yang kamu lihat? 3. Apa yang bisa kamu lakukan?4. Keteladanan apa yang perlu ditiru? 5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
😎 Penutup
⏩⏩⏩⏩ TUGAS ⏪⏪⏪⏪silahkan mengerjakan tugas
Demikian
materi pembelajaran hari ini ingat belajarlah di rumah dengan tekun,
jangan keluar rumah jika tidak mendesak dan sangat penting, hindari
kontak dengan orang asing, jaga kebersihan, dan jangan lupa cuci tangan
dengan bersih sebelum makan, jaga kebersihan, sehingga selamat dari
virus corona atau covid19.