Pembelajaran 3.2 Bangau yang Culas (Baka Jataka 38)
Tugas Belajar di Rumah
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 3 Semester Ganjil 2020/2021
😎 Mengamati
Bangau yang Culas (Baka Jataka 38)
Tahukah kamu di dinding Candi Mendut terdapat relief yang bercerita tentang Bangau yang Culas. Tersebutlah di sebuah danau kecil yang jernih. Hiduplah berbagai jenis ikan, udang dan kepiting. Di sekitar danau hiduplah sekawanan burung bangau. Mereka memakan ikanikan setiap hari. Ketika musim kemarau tiba. Air di danau pun mulai menyusut. Kawanan bangau pergi meninggalkan danau, tetapi ada seekor bangau tua yang tidak mau pergi.
Kini di danau tinggal beberapa ikan dan seekor kepiting. Melihat bangau tua yang tidak mau terbang. Kawanan ikan pun menjadi heran. Dilihatnya bangau setiap hari merenung. Tak mau memakan ikan seperti biasanya. Ikan-ikan pun memberanikan diri keluar dari persembunyiannya. Bangau ternyata tetap diam dan nampak sedih. Akhirnya ada diantara ikan yang memberanikan diri bertanya. “Hai bangau, kenapa kamu beberapa hari ini nampak sedih dan tidak memakan kami-kami seperti biasanya?”.
Oh ikan yang baik, ketahuilah. Aku sekarang sedang berlatih menjadi petapa. Kini aku menyesali perbuatanku. Sehingga tidak mau makan ikan lagi. Kawanan ikan tak percaya kata-kata bangau. Tetapi setiap kali ditanya, Bangau selalu menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga ikan-ikan mulai mempercayainya.
“Oh sahabatku,” kata Bangau. “Aku bersedih karena ketika aku pergi. Aku mendengar sekelompok orang akan datang kemari. Mereka akan menangkap kamu karena air mulai menyusut. Aku ingin menolongmu memindahkan ke danau lain. Di seberang hutan yang masih banyak airnya.”.
Kawanan ikan yang tidak lagi curiga. Akhirnya mau dipindahkan satu per satu. Ternyata bangau membawanya ke atas batu besar. Ia memakan ikan-ikan dengan rakusnya. Berulang kali bangau memindahkan ikan-ikan, serta memakannya satu persatu.
Kini tinggalah kepiting yang tersisa. Ketika kepiting dibawa terbang oleh bangau. Dia melihat tulang-tulang ikan berserakan di atas batu besar, kepiting sadar bahwa selama ini bangau telah menipunya. Dengan cara-cara yang licik, curang. Dengan sekuat tenaga, kepiting mencekik leher bangau, hingga lehernya putus dan mati.
Buddha bercerita bahwa setelah beberapa kehidupan, Bangau lahir kembali menjadi Penjahit di kota Jetawana. Kepiting menjadi penjahit di sebuah desa, sedangkan kawanan ikan menjadi masyarakat di Jetawana. Sang Bangau, ketika menjadi penjahit di kota Jetawana, dia pun suka menipu. Penjahit dari desa membongkar tipu daya penjahit dari Jetawana. Akhirnya penjahit dari Jetawana menerima hukuman atas perbuatannya.
Pesan dari kisah ini adalah tipu muslihat, berbohong tidak akan membawa keuntungan.
1. ......................................
Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
- Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
- Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
- Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
- Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
- Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengkomunikasikan
Ayo, ceritakan Bangau yang Culas (Baka Jataka 38) yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!
Sampaikan pendapatmu:
1. Apa yang menarik perhatianmu?
2. Apa yang kamu lihat?
3. Apa yang bisa kamu lakukan?
5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
No comments:
Post a Comment