Pembelajaran 3.1 Hukum Tertib Semesta
Tugas Belajar di Rumah
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas 5 Semester Ganjil 2020/2021
😎 Mengamati
Lima Hukum Tertib Semesta Dalam kitab Niyama-dipani tertulis, “Ia yang menjadi sempurna oleh hukum kosmis, Ia yang mengajarkan hukum tersebut, Ia Sang Pelindung, dengan penghormatan demikian saya akan menguraikan hukum tersebut.” Hukum kosmis adalah hukum yang mengatur alam semesta beserta isinya. Terdapat lima hukum tertib alam semesta sehingga dalam agama Buddha disebut Panca Niyama. Kelima hukum alam tersebut memiliki fungsinya masing-masing.
1. Utu Niyama, adalah hukum alam yang mengatur pergantian musim, cuaca, suhu, angin, hujan, panas, lapuknya bebatuan, gaya gravitasi bumi, berputarnya bumi dan planet-planet, dan sebagainya. Dalam ilmu pengetahuan modern, hukum ini dipelajari dalam ilmu kimia dan fisika. Jadi fenomena alam seperti hujan, panas, gempa bumi, gunung meletus, pergeseran lempeng bumi, terbentuknya gunung, dan sebagainya adalah contoh bekerjanya hukum Utu Niyama.
2. Bija Niyama, adalah hukum alam yang mengatur tentang pertumbuhan, perkembangbiakan baik tumbuh-tumbuhan, maupun makluk hidup lainnya termasuk manusia dan binatang. Proses biji yang tumbuh menjadi tumbuhtumbuhan, pembentukan janin, serta pertumbuhan sel adalah contoh bekerjanya hukum ini. Jika kita menanam biji pepaya, akan tumbuh pohon pepaya dan menghasilkan buah pepaya. Proses buah pepaya dari bunga, menjadi buah hijau, kemudian menjadi buah yang matang dan manis adalah contoh bekerjanya hukum ini. Dalam ilmu pengetahuan modern hukum ini dipelajari sebagai ilmu Botani dan Biologi.
3. Karma Niyama, adalah hukum alam yang mengatur tentang perbuatan dan akibat suatu perbuatan. Perbuatan dan akibatnya menentukan ‘nasib’ manusia. Perbuatan baik maupun buruk dapat dilakukan melalui pikiran, ucapan, dan anggota tubuh lainnya. Perbuatan baik menyebabkan nasib baik, sedangkan perbuatan buruk menyebabkan nasib buruk. Hukum ini juga mengatur tentang tanggung jawab etika. Oleh karena itu ada kata-kata yang menyatakan, “Jika tidak mau dijauhi teman, maka jangan berbuat nakal”. “Jika ingin disayang teman, maka harus menyayangi teman”. “Jika ingin pintar, maka harus belajar”.
4. Citta Niyama, yaitu hukum yang mengatur tentang cara bekerjanya pikiran dan kesadaran makhluk hidup. Keunikan dan keistimewaan pikiran, seperti kemampuan membaca pikiran orang lain, mengingat kehidupan yang lampau, melihat keadaan yang akan datang, berbicara dengan orang atau makhluk lain melalui pikiran, dan sebagainya adalah contoh-contoh cara kerja hukum ini. Hukum ini dalam ilmu pengetahuan modern dipelajari dalam ilmu psikologi.
5. Dhamma Niyama, adalah hukum yang mengatur kejadian alam khusus dan istimewa. Banyak kejadian-kejadian istimewa di dunia ini, seperti saat kelahiran Pangeran Siddharta, saat petapa Siddharta menjadi Buddha, dan saat Buddha wafat. Saat kelahiran Pangeran Siddharta, terjadi peristiwa yang istimewa seperti tumbuh bunga teratai pada tanah yang diinjak oleh pangeran Siddharta, serta keanehan bayi Siddharta yang langsung dapat berbicara beberapa saat setelah lahir dan melangkah tujuh langkah. Demikian juga peristiwa-peristiwa lain berkenaan dengan kehidupan Buddha. Ilmu pengetahuan modern umumnya belum bisa mengungkap peristiwaperistiwa aneh seperti itu. Ajaran Buddha yang merupakan kerja hukum ini adalah ajaran tentang kebenaran mutlak seperti Anicca, Dukkha, Anatta, dan Nibbana.
Sekarang kita tahu bahwa semua peristiwa di alam semesta ini tidak terjadi kebetulan, tetapi ada yang mengatur. Adapun yang mengatur bukan sosok makhluk yang maha kuasa, bukan juga diatur oleh Buddha, maupun para dewa. Semua peristiwa di alam semesta ini berproses karena adanya lima hukum alam semesta ini yang disebut Panca Niyama. Hukum-hukum ini tidak ada yang menciptakan, karena itu hukum-hukum ini tidak akan musnah, ia akan selalu ada sepanjang masa.
Dari kelima hukum tersebut di atas, ada satu hukum, Citta Niyama, yang sangat penting bagi kita. Penting karena dengan mengetahui hukum kerja pikiran, kita dapat mengembangkan pikiran kita menjadi cerdas dan bijaksana. Bagaimana caranya? Buddha mengajarkan dalam Digha Nikaya III. 219, bahwa seseorang dapat menjadi cerdas dan bijaksana melalui tiga cara berikut.
1. Cerdas dan bijak karena mau membaca, berpikir, dan merenungkan tentang sebab akibat. Kecerdasan demikian disebut Cintamaya Panna.
2. Cerdas dan bijak karena bersedia mendengar penjelasan seorang guru. Kecerdasan demikian disebut Sutamaya Panna.
3. Cerdas dan bijak karena rajin melaksanakan meditasi dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan demikian disebut Bhavanamaya Panna.
Menjadi orang cerdas memang baik, tetapi harus dilengkapi dengan sikap dan perilaku yang benar. Banyak orang cerdas tetapi sikap dan perilakunya tidak benar menyebabkan hidupnya susah. Oleh karena itu, mampu menjadi orang yang cerdas, santun, dan berperilaku benar sangat penting agar kehidupan kita lebih baik. Sikap dan perilaku seperti itu disebut sebagai orang yang cerdas dan bijaksana.
1. ......................................
Berdasarkan hasil bacaan dan pengamatanmu terhadap gambar dan teks bacaan diatas, diskusikan bersama orang tuamu untuk:
- Mencatat informasi penting apa saja yang kamu dapatkan dalam gambar/video dan bacaan di atas.
- Buatlah pertanyaan mencari tahu hal-hal yang masih belum jelas, atau hal-hal yang belum kamu pahami atas gambar dan teks bacaan di atas.
- Carilah informasi dari buku dan sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan yang sudah kamu buat.
- Satukan pendapat dan jawaban kamu menjadi sebuah kesimpulan.
- Sampaikan hasil diskusi di depan kelas pada pelajaran saat masuk kelak.
😎 Mengkomunikasikan
Ayo, ceritakan Hukum Tertib Semesta yang pernah terjadi di lingkungan sekitarmu!
Sampaikan pendapatmu:
1. Apa yang menarik perhatianmu?
2. Apa yang kamu lihat?
3. Apa yang bisa kamu lakukan?
5. Apa pesan moral yang kamu dapat?
No comments:
Post a Comment